Seorang yang menyaksikan atraksi atau demonstrasi karate bisa jadi mungkin akan bertanya tentang dari mana asal kekuatan para karateka yang mampu memecahkan genteng, batu bata, balok es bahkan beton sekalipun. Jika dalam tulisan sebelumnya telah dibahas bahwa materi memecahkan benda keras sendiri bukanlah kurikulum latihan sehari-hari, lalu bagaimana para karateka bisa melakukannya dengan mudah? Tanpa trik, tanpa rekayasa.
Artikel kali ini mencoba menyuguhkan alasan ilmiah sebagai alasan dari kekuatan teknik karate. Pembahasan didasarkan pada prinsip gerakan yang dirumuskan oleh para pendiri karate dan diperkuat dengan studi yang dilakukan oleh seorang ahli Fisika Indonesia, Prof. Yohanes Surya.
Seni bela diri karate dikenal dengan gerakan yang cepat dan keras. Hal ini karena falsafah karate yang berusaha untuk menjatuhkan lawan hanya dengan satu gebrakan. Kecepatan benturan dalam mencapai sasaran sangat ditentukan oleh lintasan pergerakan yang dilakukan, yaitu hampir semua gerakan dalam karate dilakukan pada lintasan lurus. Lintasan yang lurus akan memberikan jarak minimal sehingga benturan memerlukan waktu yang lebih singkat untuk mencapai sasaran. Seorang karateka yang terlatih mampu menghantamkan pukulannya dengan kecepatan 14 meter/detik dan hanya akan memerlukan kurang dari 0,1 detik untuk mencapai sasaran. Rahasia selanjutnya adalah mengenai fokus serangan untuk memaksimalkan benturan. Semua teknik karate menggunakan bagian permukaan yang kecil, seperti tulang kepalan tangan dan bagian pinggir kaki.
Sementara, untuk asal dari kekuatan benturan, terdapat beberapa faktor yang mendasarinya. Kebiasaan karateka untuk mengambil napas yang dalam sebelum memulai gerakan dan menghembuskannya dengat teriakan keras saat melakukan benturan ternyata bukan hanya untuk mengobarkan semangat. Teriakan ini merupakan cara untuk melepaskan gaya yang sangat besar karena kontraksi diafragma secara cepat. Ditambah sikap kaki yang harus selalu mencengkeram kuat pijakan serta putaran badan karateka akan membuat karateka mampu memukul dengan menggunakan seluruh berat badannya. Proses memutar kepalan serta gerakan menarik dengan cepat membuat efek gaya yang disalurkan lebih besar.
Kombinasi dari kecepatan, fokus serta kekuatan inilah yang membuat seorang karateka mampu menghantam sasaran dengan efek yang sangat besar. Sebagai gambaran, energi yang mampu dihasilkan adalah sekitar 150 joule (setara hantaman benda 1,5 kg dengan kecepatan 10 meter/detik). Dengan memanfaatkan elastisitas dari tulang manusia yang lebih baik dari elastisitas beton, energi ini dapat dibebankan dengan baik untuk mematahkan benda-benda tertentu.
Demikian penjelasan mengenai rahasia dari teknik karate. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa semuanya memerlukan proses latihan yang tidak hanya sesaat. Kesiapan mental dan disiplin diri yang baik adalah kuncinya.